Postingan

It's Okay To Be Not Okay

Selalu inget nulis blog ini pas tahun baru hahaha, Selamat tahun baru 2020! Wah tahun 2019 adalah tahun yang luar biasa buat gue, kadang rasanya cepet kadang rasanya lamaaaa banget but hell yeah I survived it well I guess. Highlight di tahun 2019 adalah yah, gue patah hati. Yes you heard me well, PATAH HATI. Ga pernah kebayang sebelumnya kalo gue bisa ada di fase ini karena biasanya gue menganggap bahwa masih banyak hal yang bisa lebih banyak ditangisin di hidup gue, anti mellow-mellow club kalo soal cowo. But yeah I have to say that I'm totally wrong. I hit the rock bottom about it last year and I still trying to get back on my feet right now. Nyatanya patah hati ga bikin gue jadi kurus karena mogok makan atau bikin gue jadi super pendiem dan berhenti becanda sama sekitar. Gue jadi Jessica yang biasa but yeah I do cry like A LOT when I'm alone, bahkan kayaknya ini yang bikin suara gue serak like hampir setahun. Nangis bukan cuma ketika teringat beberapa memori ma

MENANG KUIS DI MEDIA SOSIAL? BISA ASAL NIAT

Gambar
HAI HAI! Today I'm going to share my experience winning a couple of quiz that make everybody tell me that I'm a lucky. Well I do prefer say that I'm blessed not lucky. So here we go. Jadi perjalanan saya mulai suka menang kuis itu diawali ketika saya mulai niat untuk ikutan kuis. Yaiyalah ya menang kuis pasti diawali dengan ikutan kuisnya dulu. Jadi kuis pertama yang pernah saya ikuti adalah kuis Thomas & Uber Cup di salah satu stasiun televisi swasta, agak lupa tepatnya tahun berapa yang pasti saat itu saya sedang di rumah siang-siang pulang sekolah lagi gabut dan iseng menghubungi hotline kuis yang ada di TV. Bener-bener iseng, tapi niat. Saya udah standby di depan telepon rumah dan mulai menghubungi nomor hotline kuis itu sejak iklan di mana saya tahu setelah itu adalah jam kuis. Hotline tersebut selau bernada sibuk, I 100% aware that I'm not the only person who're hitting the hotline. Tiap terdengar nada sibuk, langsung saya matikan dan coba menelpon l

2018!

Selamat Tahun Baru warga blog! Masih ada yang baca blog ga sih sekarang? Berhubung sekarang vlog sedang naik daun dan semua orang lebih banyak cerita via video daripada tulisan? Semoga cerita di blog ini masih bisa dinikmati walaupun ga ada aspek audiovisual-nya ya. Anw udah 4 tahun dari terakhir menulis di blog ini. Terakhir masih semester 6 dan sekarang ini udah kerja hahaha ketahuan banget emang kurang konsisten anaknya. Well, mumpung masih suasana tahun baru masih semangat nih untuk membuat habit-habit baru mari kita galakkan kembali hobi bercerita melalui tulisan di blog ini, ya biar ada variasi selain sibuk bikin caption ala-ala sama tweet receh, walaupun blog ini pun ga serius-serius amat kayak kerjaan di kantor wkwk #curhat. So di tahun 2018 ini, berarti udah hampir 2 tahun saya kerja di sebuah perusahaan swasta yang lekat hubungannya dengan uang, finansial, ekonomi, funding, credit, nasabah, akusisi dan blah blah blah. Dan sudah sekitar 4 bulan ini mulai merasa kosong da

Kacamata

Aaaaaa rasanya sudah lama sekali ga membagikan cerita di blog ini. Antara terlalu sibuk atau memang terlalu malas menulis lagi hehehe. Ga terasa udah di akhir semester 6, rasanya baru kemarin ngepost di blog ini dengan judul F IKOM UNPAD :D . Kalo kata orang-orang yang suka ngasih quote di Twitter sih "Time flies so fast". And it's totally true!  Barusan abis menjelajah di folder SMA sambil merenungi umur yang tak terasa sudah 20 hmmmm.... dan tak sengaja menemukan cerpen berjudul "Kacamata" yang dulu dibuat khusus untuk tugas bahasa Indonesia. Buka kartu sedikit asal-usul kenapa kasih judulnya kacamata sebenarnya  karena waktu itu contoh cerpen di buku paket bahasa Indonesia judulnya mesin cuci -_- ga tau juga korelasinya di mana yang pasti waktu itu mendapat inspirasi untuk menulis tentang benda juga. Berhubung dulu pas jaman-jaman SMA lagi terobesesi sama kacamata (karena dulu menganggap orang yang pake kacamata itu keren) jadilah cerpen ini berjudul kac

Pesona Manado

Libur Lebaran kemarin saya dan keluarga berkesempatan untuk pulang ke kampong halaman kami, Manado. Bukan dalam rangka berlibur sebenarnya, tetapi karena Opa yang mendadak meninggal. Pulang ke Manado adalah hal yang cukup jarang kami lakukan mengingat ongkos pulang pergi yang tidak murah. Kesempatan yang jarang ini kami gunakan semaksimal mungkin untuk bernostalgia juga sedikit memecah penat dengan mengunjungi beberapa tempat wisata.                 Seminggu awal di Manado saya habiskan dengan mengikuti berbagai acara penghiburan yang diberikan keluarga dan kerabat dari Opa. Saya melihat kekeluargaan yang masih kental di sini. Benar memang sebuah slogan Kota Manado yang mengatakan “Torang Samua Basudara” yang artinya Kita Semua Bersaudara. Seluruh kerabat berkabung dan memberikan perhatian yang luar biasa.                 Sepekan masa berkabung di rumah rasanya cukup bagi kami, minggu kedua kami manfaatkan untuk mengunjungi beberapa tempa wisata dan memberi penghiburan lain ke

Setahun di Jatinangor

Sebagai mahasiswi semester tiga di Fikom Unpad tentunya saya sudah menghabiskan waktu di Jatinangor selama satu tahun bahkan lebih. Rentang waktu setahun bisa dibilang cukup untuk saya mengamati keadaan alam maupun sosial masyarakat di sini.                 Secara fisik Jatinangor adalah kota yang terletak di daerah pegunungan dengan kontur tanah yang berbukit-bukit. Pegunungan dan bukit-bukit kecil menjadi pemandangan sehari-hari warga di sini. Cuaca yang dingin dan sedikit berangin khas pegunungan bisa kita temui juga, namun tidak hanya itu, terik matahari siang yang manggigit kulit pun dapat kita rasakan. Sangat   panas di siang hari namun dingin di malam hari, mirip iklim yang ada di Arab walau tidak se-ekstrem itu. Langit Jatianangor jarang berawan, lebih sering diselimuti berwarna biru muda yang sangat menenangkan hati. Langit yang cerah di siang hari pasti akan disertai taburan bintang ketika malam datang. Iklim dan pemandangan indah seperti itulah yang membuat saya cukup

Serunya Naik Angkot

Kali ini saya akan menceritakan pengalaman sehari-hari saya ketika pergi dan pulang sekolah semasa SMA menggunakan angkot.                 Bersekolah di daerah Jakarta memaksa saya harus memulai kegiatan belajar mengajar di sekolah pukul 06.30 setiap harinya, maka dari itu mengingat perjalanan yang cukup jauh dan kemacetan ibukota, saya harus bangun pukul 04.15 setiap harinya.                 Berada di angkot selama hampir satu jam setiap   harinya merupakan pengalaman yang cukup seru karena saya bisa memperhatikan berbagai macam aktivitas pagi hari banyak orang yang secara tidak sengaja saya temui di angkot. Tanpa sadar saya berusaha menerka-nerka karakteristik dan profesi mereka. Hal ini benar-benar mengasyikan dan terkadang lucu karena manusia adalah objek yang tidak pernah membosankan.                 Misalnya seorang mbak yang selalu duduk di pojok angkot. Hal pertama yang ia lakukan ketika sampai di angkot adalah mengambil telepon genggamnya dan menelepon seseorang. Ent