Serunya Naik Angkot


Kali ini saya akan menceritakan pengalaman sehari-hari saya ketika pergi dan pulang sekolah semasa SMA menggunakan angkot.
                Bersekolah di daerah Jakarta memaksa saya harus memulai kegiatan belajar mengajar di sekolah pukul 06.30 setiap harinya, maka dari itu mengingat perjalanan yang cukup jauh dan kemacetan ibukota, saya harus bangun pukul 04.15 setiap harinya.
                Berada di angkot selama hampir satu jam setiap  harinya merupakan pengalaman yang cukup seru karena saya bisa memperhatikan berbagai macam aktivitas pagi hari banyak orang yang secara tidak sengaja saya temui di angkot. Tanpa sadar saya berusaha menerka-nerka karakteristik dan profesi mereka. Hal ini benar-benar mengasyikan dan terkadang lucu karena manusia adalah objek yang tidak pernah membosankan.
                Misalnya seorang mbak yang selalu duduk di pojok angkot. Hal pertama yang ia lakukan ketika sampai di angkot adalah mengambil telepon genggamnya dan menelepon seseorang. Entah bagaimana saya yakin bahwa kekasihnya lah yang ada di ujung telepon.  Yang lucu dan sangat menarik perhatian saya adalah cara mbak ini menelepon, ia menelepon dalam jangka waktu yang panjang namun sama sekali tidak terdengar suara atau percakapan mbak ini dengan lawan biacaranya. Hanya terihat mulut komat-kamit dan raut sumringah di wajahnya.  Rasa ingin tahu yang tinggi membuat saja sering sengaja duduk di sebelah mbak ini untuk menguping pembicaraannya, tapi tetap saja tidak terdengar percakapan sama sekali, sayup-sayup pun tidak. Memang, ini rasa ingin tahu yang kurang penting tapi entah mengapa kejadian ini cukup menarik perhatian saya.
                Ada pula seorang bapak paruh baya berwajah ramah dan murah senyum yang menggunakan seragam kedinasan. Tanpa alasan yang jelas saya juga sering memperhatikan wajah bapak yang satu ini, mungkin karena sikapnya yang terlihat ramah dan rendah hati kepada setiap orang yang masuk ke dalam angkot. Belakangan saya ketahui beliau adalah seorang guru, kesimpulan ini saya ambil ketika beberapa kali melihatnya disalami beberapa murid SMP yang masuk ke angkot kami. Murid-murid SMP itu tampak sangat menghormati si Bapak walau terlihat tidak akrab satu sama lain.
                Tanpa saya sadari Pak Guru ini menghilang selama beberapa bulan, tidak pernah saya jumpai di angkot lagi. Suatu kali saya melihat  Bapak Guru ini kembali menaiki angkot yang sama dengan saya namun dengan sedikit perubahan pada wajah dan cara berjalannya. Mulutnya  terlihat agak kaku dan jalannya sedikit tertatih. Ya, bapak yang ramah ini sepertinya mengalami stroke. Saya sedikit iba melihatnya namun ikut senang melihat semangat beliau. Walaupun mengalami kesulitan berjalan namun tetap gigih bekerja bahkan menggunakan kendaraan umum. Pengamatan yang tidak sengaja ini cukup memberikan pelajaran yang berharga bagi saya.
                Cerita di atas hanyalah sedikit dari banyak pengalaman yang saya lakukan di angkot selama perjalana ke sekolah. Sebenarnya masih banyak kisah menarik dan lucu lainnya yang saya temui di angkot. Seperti kisah Mbak Gendut yang ternyata seorang juragan angkot, dua anak SMA yang terus bergosip selama di angkot, dan lainnya. Pelajaran yang bisa saya ambil bawa ternyata kegiatan menunggu bisa menjadi hal yang mengasyikan yaitu dengan mengamati tingkah laku orang-orang di sekitar kita sambil menerka-nerka dan mengambil kesimpulan dari fakta-fakta yang ada.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Setahun di Jatinangor

Miracle :)

It's Okay To Be Not Okay