Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2012

Pesona Manado

Libur Lebaran kemarin saya dan keluarga berkesempatan untuk pulang ke kampong halaman kami, Manado. Bukan dalam rangka berlibur sebenarnya, tetapi karena Opa yang mendadak meninggal. Pulang ke Manado adalah hal yang cukup jarang kami lakukan mengingat ongkos pulang pergi yang tidak murah. Kesempatan yang jarang ini kami gunakan semaksimal mungkin untuk bernostalgia juga sedikit memecah penat dengan mengunjungi beberapa tempat wisata.                 Seminggu awal di Manado saya habiskan dengan mengikuti berbagai acara penghiburan yang diberikan keluarga dan kerabat dari Opa. Saya melihat kekeluargaan yang masih kental di sini. Benar memang sebuah slogan Kota Manado yang mengatakan “Torang Samua Basudara” yang artinya Kita Semua Bersaudara. Seluruh kerabat berkabung dan memberikan perhatian yang luar biasa.                 Sepekan masa berkabung di rumah rasanya cukup bagi kami, minggu kedua kami manfaatkan untuk mengunjungi beberapa tempa wisata dan memberi penghiburan lain ke

Setahun di Jatinangor

Sebagai mahasiswi semester tiga di Fikom Unpad tentunya saya sudah menghabiskan waktu di Jatinangor selama satu tahun bahkan lebih. Rentang waktu setahun bisa dibilang cukup untuk saya mengamati keadaan alam maupun sosial masyarakat di sini.                 Secara fisik Jatinangor adalah kota yang terletak di daerah pegunungan dengan kontur tanah yang berbukit-bukit. Pegunungan dan bukit-bukit kecil menjadi pemandangan sehari-hari warga di sini. Cuaca yang dingin dan sedikit berangin khas pegunungan bisa kita temui juga, namun tidak hanya itu, terik matahari siang yang manggigit kulit pun dapat kita rasakan. Sangat   panas di siang hari namun dingin di malam hari, mirip iklim yang ada di Arab walau tidak se-ekstrem itu. Langit Jatianangor jarang berawan, lebih sering diselimuti berwarna biru muda yang sangat menenangkan hati. Langit yang cerah di siang hari pasti akan disertai taburan bintang ketika malam datang. Iklim dan pemandangan indah seperti itulah yang membuat saya cukup

Serunya Naik Angkot

Kali ini saya akan menceritakan pengalaman sehari-hari saya ketika pergi dan pulang sekolah semasa SMA menggunakan angkot.                 Bersekolah di daerah Jakarta memaksa saya harus memulai kegiatan belajar mengajar di sekolah pukul 06.30 setiap harinya, maka dari itu mengingat perjalanan yang cukup jauh dan kemacetan ibukota, saya harus bangun pukul 04.15 setiap harinya.                 Berada di angkot selama hampir satu jam setiap   harinya merupakan pengalaman yang cukup seru karena saya bisa memperhatikan berbagai macam aktivitas pagi hari banyak orang yang secara tidak sengaja saya temui di angkot. Tanpa sadar saya berusaha menerka-nerka karakteristik dan profesi mereka. Hal ini benar-benar mengasyikan dan terkadang lucu karena manusia adalah objek yang tidak pernah membosankan.                 Misalnya seorang mbak yang selalu duduk di pojok angkot. Hal pertama yang ia lakukan ketika sampai di angkot adalah mengambil telepon genggamnya dan menelepon seseorang. Ent

Pertama Kali

Saya akan menceritakan pengalaman teman saya, sebut saja namanya Christina saat pertama kali merantau keluar dari Pulau Sumatera. Pada tahun 2011, Christina lulus SNMPTN dan dia diterima sebagai mahasiswi sebuah fakultas ternama di Jatinangor. Menurutnya ini adalah salah satu kesempatan darinya keluar dari Pulau Sumatera. Sehari sebelum diadakannya wawancara orang tua bagi mahasiswa yang lulus SNMPTN, Christina menginjakkan kaki pertama kalinya di Jakarta. Ia hanya diberi sebuah pesan oleh ibunya untuk naik bus yang langsung menuju ke Bandung dari Bandara Soekarno-Hatta. Christina kebingungan dan banyak orang di sana yang sepertinya mengetahui keadaannya. Lalu tiba-tiba seorang pria langsung menarik tas Christina dan membawanya ke sebuah mobil seperti travel yang sudah mau berangkat. Setelah melihat mobil yang akan dinaiki dan harga tiket yang cukup mahal, Christina meminta tasnya dan hendak pergi dari sana. Tak disangka-sangka pria itu malah membentak dan membanting tas Chri